Selasa, 08 Januari 2019

My Rose (Lucent bagian 1)

My Rose 
(Lucent Bagian 1)

Slytherin!Evyn x Ravenclaw!Arry
Hogwarts/Harry Potter! Au Originally by J.K Rowling 

Drama & Romance





Evyn tidak bisa menahan rasa gusar yang tertanam dalam hatinya, Bagaimana tidak? Yosia hampir saja membunuh seseorang ketika ramuan beracun yang ia buat terbang mengudara mewarnai langit – langit kelas. Beberapa anak perempuan panik tatkala botol botol itu terjun bebas menuju lantai, namun sebelum semuanya terlambat – Evyn berhasil mengucapkan mantra “Aresto Momentum” dengan tongkat sihirnya dan menyelamatkan semua orang yang berada di kelas. 

Kejadian tersebut terdengar sampai ke telinga Professor Dumbledore, dan berkat hal tersebut, Slytherin mendapatkan 20 point, Sedangkan Yosia mendapatkan pengurangan nilai sebesar 30 point untuk individu. Sepertinya itu bukan masalah untuknya, karna laki – laki berkacamata itu masih menertawakan tingkah konyolnya di depan para korban ramuan beracun tersebut. 

“Memalukan.” 

Evyn berani bersumpah bahwa ia mendengar suara decikan tersebut dengan jelas. laki – laki dengan syal Ravenclaw itu terlihat tidak suka – bahkan Evyn lebih tidak menyukai rambutnya, rambutnya seperti duri landak. 

“Permisi, apakah aku mendengar suara decikan darimu?” 

Lawan bicaranya merespon dengan tatapan tak suka – bahkan terlihat jijik.

“Apakah aku harus meminta maaf? Kalian kan memang memalukan.”

Sebuah pukulan melayang di wajah laki – laki tersebut, mungkin bagian hidungnya patah, karna Hazairin adalah seorang Beater yang sangat diandalkan oleh Slytherin dan jelas pukulannya tidak akan pernah meleset. 

“Kau berani meremehkan Evyn? Sudah seharusnya Hogwarts tidak menerima keturunan muggle sepertimu, dasar kotor!” 

Hazairin berteriak, bahkan hampir saja memukul laki – laki itu untuk kedua kalinya.
Muggle? Dia bukan keturunan darah murni? 

Evyn melihat raut wajah lelaki itu memerah bahkan matanya berkaca – kaca. Ia merasa terhina dan Evyn dapat merasakan hal tersebut, bahkan setelah laki – laki itu pergi, Evyn masih bisa merasakan kesedihan yang bergejolak di hatinya. 

Sebenarnya apa yang terjadi? Ia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Benar benar sangat aneh.
∞∞∞

Arry terdiam di ruang kesehatan dengan hidung berbalut perban yang sangat menganggu pernafasannya. Terima kasih kepada Kartini yang berhasil menaklukan Beruang yang dapat membunuhnya kapan pun dengan satu tangan saja. Sayang ia tidak sedang memegang tongkat saat itu, jika memang iya, sudah dipastikan Arry akan mengubah Beruang tersebut menjadi ikan dapat hitungan detik. 

Sial, memang ada apa dengan Muggle? Toh, yang terpenting adalah ia adalah seorang penyihir.
Arry merasa bahwa hidung nya gatal dan merasakan dirinya akan bersin. 

Bahaya. 

Ia mulai ketakutan ketika rasa gatal di hitungnya semakin menjadi jadi. 

“Hai.”  

Holy Moly. Arry hampir saja mengeluarkan seluruh kata kasarnya ketika mendapati wanita Slytherin itu mendatanginya di ruang kesehatan dengan coklat kodok yang sepertinya akan di berikan kepadanya. 

“Aku minta Maaf, namaku Evyn! Bolehkah kita berteman?”

Wanita itu kemudian mengeluarkan bunga mawar berwarna merah dan tersenyum tulus. 

“Boleh yah?” 

.
.
.
.
.
“Apa apaan ini?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar